RUCI BATHARA
Oleh djk.teriring semoga dapat untuk sarana olah rasa yg berhubungan dengan hati. Masih bersama wayang Budaya Dunia, Asli Indonesia.
Dimanakah aku ini? Tak kusadarai aku berada di tempat asing, ada terang tapi bukan terangnya matahari, ada gelap tapi bukan gelapnya malam, ada suara-suara tapi tak mengusik suasana tenang-damai. Dimanakah aku? Yang kuingat aku barusan bertempur di tengah samudra dengan naga yg sangat besar, melilit seluruh tubuhku, menghabiskan seluruh tenagaku, aku hanya bisa menghujamkan KUKU PANCANAKA upaya terakhir ke mulut naga yg menggigit pahaku. Setelah itu, aku tidak ingat lagi …dan tahu-tahu aku telah berdiri disini, sekali lagi dimanakan aku?
“Hmmm….. itu ada anak kecil, Heeei nak siapakah kau?, tempat apakah ini? dan mengapa kau keluyuran sampai ada disini?”. Anak kecil itu menjawab:” Hai Sena, memang aku ini kecil, tapi bukan anak kecil. Aku disini memang disinilah tempatku, dan tempat ini banyak orang-orang tua menyebut “telenging samudra minang kalbu”. Banyak orang menyebutku “RUCI BATHARA, MARBUDYENG RAT, atau DEWA RUCI,”. Aku tahu engkau bingung dalam suasana ini, karena memang kau belum mengerti. Gurumu pandhito Durna benar adanya, dia hanya mengarahkan, tidak memberi kekuatan yang sejati seperti cita-citamu bukan? Aku tahu pula cita-citamu itu, walaupun banyak orang menyatakan bahwa engkau ingin ilmu kasampurnan, tapi sebenarnya yang kau inginkan hanyalah KEKUATAN SEJATI., karena engkau merasa dirimulah sebagai pengayom keluargamu yang telah di tinggal PANDHU bapakmu. Keluargamu hanya lima, hidup dengan ibumu yang terlunta-lunta akibat perlakuan KURAWA yang selalu mencoba membinasakan keturunan PANDHU. Peristiwa “Bale Si Gala-Gala” sangat membekas dihatimu sampai-sampai kau menggendong kakak dan adik-adikmu untuk lari dari api.. Kau hanya bisa meminta gurumu si Durna itu, karena kau memandang sudah seharusnya guru itu pasti bisa memberi. Durna itu memang murid si RAMA PARASU yang mumpuni dalam ilmu perang. Karena Durna harus adil terhadap Kurawa dan Pandhawa dan permintaanmu itu sungguh tinggi hanya dengan berani-mati sajalah yang memungkinkan berhasil, maka diputuskan kau harus menjalani itu LAKU. Hanya dengan Niat yang baik, Tekad yang besar, dan Laku yang benar maka cita-citamu dijamin berhasil, si Durna itu ngerti betul dan laku itu tak mungkin dilakukan Kurawa. KAYU GUNG SUSUHING ANGIN telah kau dapat melalui dengan TEKAD KUATMU membongkar apa yang ada di HUTAN KESENGSARAAN GUNUNG DAN GUA sehingga kau dapat MENGENDALIKAN HYANG INDRA DAN BAYU. AIR KEHIDUPAN PERWITA SARI atau PAWITRO SUCI memang tidak ada disana, dan itu hanya ada di DALAM SAMUDRA YG TERDALAM. Memang tak mudah masuk ke dalam samudra itu, kau hadapi rintangan terakhir, NAGA MANEMBUR NAWA yg melilit seluruh tubuhmupun binasa dengan tekadmu yg besar hingga HILANGLAH dari PERASAANMU dan kau bisa berada di sini bersama aku. Yaa.. disinilah adanya Air Kehidupan Perwita sari SUMBER kekuatan sejati, kau telah mendapatkannya dan kau tidak bisa dikalahkan. Aku tahu semua itu Sena, aku juga selalu membimbingmu seperti Durna yang kau anggap gurumu itu karena memang itulah KERJAANKU, aku selalu dekat dengan mu, lebih dekat dari sejengkal tenggorokmu, kesalahanmu yang utama kau tidak mengerti tentang AKU. Sekarang berkat si Durna, Kesucian Niatmu, Besarnya Tekadmu, untuk Laku yang benar maka kau KETEMU dengan AKU disini. Kau bisa bertanya apa saja dan aku akan menjawabnya. Mendekatlah SENA supaya jelas, apakah aku berbeda denganmu?”…
“ Huaduh gustiiiiiii, “ rasanya lutut ini bergetar, bergerak kedepan, kelihatan jelas ada rupaku disana seperti berkaca saja layaknya , dan aku bisa bersimpuh dihadapan sang RUCI BATHARA sikap yng tak pernah kulakukan selama ini. “ Duuuhhh pukulun, beribu kesalahan hamba mohon maaf, hamba sadar bahwa ternyata banyak kesalahan yang kuperbuat, sampai-sampai hamba tak kenal atas segala bimbingan paduka yg telah berada dekat dengan hamba, melebihi pandhito Durna guruku”. “ Tak mengapa Sena, memang AKU ini dimengerti oleh orang yang NGERTI tentang AKU, terlambat itu masih lebih baik daripada Tidak Sama Sekali.” Katanya arif.
“Pukulun, apakah aku boleh tinggal disini, disini selamanya?” “Ooo, Sena disini bukan tempat untuk pengabdianmu sebagai SATRIA, kau masih punya tugas memayu hayuning bawana dengan CARA SATRIA maka kembalilah ke duniamu. Sedulurmu, keluargamu, dunia menanti karyamu. Janganlah bimbang n ragu aku pasti membimbingmu. Tetaplah punya ageman seperti itu, apakah kau tahu maknanya?” “ Huaduh mohon maaf pukulun, hamba tidak tahu, hamba hanya senang aja, tapi masih mendhing lo pukulun hamba tidak ikut-ikutan.” “Yayaya Sena ketahuilah, pakaianmu berupa nyamping bang bintulu karena warnanya putih, merah, kuning, dan hitam, kau sangkutkan hingga ringkas maknanya kau telah bisa mengendalikan hawa nafsumu, SAUDARAMU juga. Kau punya gelang Candra Kirana bukan akar bahar, maknanya kau punya tekad yg besar untuk selalu jujur, madhep, mantep, benar. Kau telah sadar bahwa apa yg kau lakukan sesuai dengan sumber penerangan bagai cahaya dan bulannya, bukan untuk gagah-gagahan yang akhirnya membuat orang ingin mencobanya. Kau punya sumping model jaroting asem maknanya kau telah menghayati apa yang dinamakan rasa sejati. Kau punya kuku Pancanaka maknanya kau telah bisa menyatukan seluruh dayamu lahir batin hingga musuh yg hebatpun dapat kau kalahkan. Baiklah Sena, sebagai tanda kau telah bertemu AKU, maka rambutmu ku gelung model makara murup sinapit urang kinancingan depan rendah, tinggi belakang, yaaa….. seperti sapit udang galah bertemu gitulah, itu maknanya kau telah bisa menyatukan dunia kecilmu dan dunia besarmu jadi ndak sombonglah , dan kuberi sebutan WREKODARA/WERKUDARA sebagai namamu juga. Wrekodara bermakna bentuk perutmu seperti anjing hutan, cerminan kau tidak mementingkan isi perut, senang puasa mengejar cita-cita. Kepada dunia, kuberi tanda bayangan pertempuranmu dengan naga di langit dengan nama LINTANG BIMA SEKTI agar selalu diingat begitulah caranya untuk bertemu dengan AKU.” Duh pukulun, terimakasihyangtak terhingga kuucapkan atas semua wejangan pukulun, lalu kapan hamba akan kembali dengan keluarga pukulun?dan bagaimana caranya?” “ Ooo yaya, sebentar lagi akan tiba, coba dengarkan dengan seksama”. “Sahur, sahuur, sahuuuur, mangga sedherek-sedherek sami sahur, wekdal sampun nedahaken wanci jam tiga langkung seprapat ” Wueleh, weuleh ……..jebulnye mimpi to? Ketemu mbah Mangunwidjaja NOGIRI.
Ya wizlah, nembang Pocung wee : Dipun emut, (agar diingat), Sira asal saka ingsun (kau berasal darI Tuhan YME), yogya traping tekad ( Sebaik-baiknya semua Tekad), Kudu wangsul mring hyang Widhi (Harus kembali mendasarkan perintah Tuhan YME), Dadi tetep, mulih mula mulanira ( Jadi tetap melekat, tidak menyimpang dari sumber asalnya). Wassayang.
BACA SELENGKAPNYA - OLAH RASA (5)
Read more...