SELAMAT DATANG DI BLOG PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE KOMISARIAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG--WWW.SHTERATEUNDIP.BLOGSPOT.COM-- GREETINGS BROTHERHOOD

Kamis, 26 Maret 2009

TAMUKU YANG PERTAMA

TAMUKU YANG PERTAMA
Oleh: djksmg pembina UKM PSHT-undip09

Tamuku banyak dan baik-baik semua, tapi bagiku tamu yang pertama mempunyai nilai tersendiri. Dia datang dari jauh sangat tampan, sopan santun, rendah hati, mau hidup bersama dirumahku, membantuku dan yang lebih menyenangkan dia juga bisa membuat senang orang sekampung tanpa paksaan, apalagi menakut-nakuti. Bahkan dia berhasil mengalahkan penguasa angkara-murka yang suka “makan daging orang kampung” sendirian lagi, jadi ya ndak salah klo dia makin disukai. Usut punya usut konon dia juga trahing "awirya"/ darah biru di negerinya yang juga menguasai ngelmu bangkit..... . mangukut hawa.
Tamuku itu juga mengajari agar orang kampungku bisa membaca dan menulis dengan membuat simbol-simbol huruf yang ucapan lisannya sesuai dengan logat/ lidah kampungku. Konon pula huruf itu diciptakan dari kisah pertempuran abdi kepercayaan yang disayanginya agar tetap dikenang karena mereka mati bersama/”sampyuh” mempertahankan pesan tamuku itu. Simak saja huruf-huruf ini (sudah kulatinkan):
HA NA CA RA KA = ada utusan, DA TA SA WA LA= utusan bertengkar-bertempu r, PA DA JA YA NYA= sama-sama kuat/digdaya, MA GA BA THA NGA= semuanya binasa/jadi mayat dan huruf ini terkenal sebagai huruf Jawa Hanacaraka. Berangkat dari huruf ini kampungku makin maju dari generasi ke generasi dan huruf-huruf itu dimaknai tidak saja hanya sebagai dokumen untuk komunikasi, tapi dimaknai pula secara filosofi untuk menemukan hidup yang hakiki. Ada yang mendudukkan dalam bagian tubuh, ada yang memaknai hakekat hidup, juga ada untuk mantera me"ruwat" (membersihkan) dari anasir jahat (raksasa=buta= diyu). Generasiku memang hebat, walau lokalan tapi kalo dah menyangkut hakekat hidup apa saja yang dari luar bila sudah masuk dan dicerna akan menjadi lebih halus-lebih indah “ lebih indah dari aslinya” gitu.
Banyak yang ditinggalkan oleh tamuku ini, sekarangpun masih dilestarikan karena ya memang baik sebagai laku mengenal diri seperti “ajaran nyepi” yang dirayakan hari Kamis 26 Maret09 ini. Dalam nyepi mereka tidak menyalakan api, bekerja, bepergian, dan bersenang-senang sebagai simbul menjahui yang bersifat wadag/lahiriah agar lebih focus ke suasana batin/rochani/ spiritual. Mereka percaya bahwa nafsu itu melekat pada yang bersifat lahiriah/pancainder a maka perlu dikendalikan dengan laku nyepi itu. Tentang hebatnya apa yang diperoleh dari laku nyepi ini, diceritakan dalam kisah Ramayana pada Subali ( wayang purwa ). Subali dengan “nyepi” memperoleh aji Pancasonya (terkenalnya Pancasona) Panca= lima, Sonya= Sepi. Suasana Sepi dari Api, Angin, Air, Bumi dan Cahaya , lepas dari kerangka dan suasana sehingga Subali dapat hidup abadi. Tentu nyepinya dengan tekad, madep, mantep, resik. Subali ini akhirnya binasa juga karena Pancasonanya dilepas/tak dihayati lagi.
Dalam serat Wedhatama ada banyak “pitutur” yg mengingatkan perlunya laku nyepi ini untuk menemukan diri-pribadi. Suasana “Liyep-layaping ngaluyup” yang mampu membuka warana (tabir) agar memperoleh Rasa Jati kiranya dapat pula di analogikan dengan laku “nyepi”. Eyang Surodiwiryo pun konon perlu meguru ke pulau Bali untuk Ajaran Tk III nya. Lha kalo aqu ya samadya aja dengan latihan tata nafas kauripan pangruwating diyu 5 kali sehari. Gitulah dulur-dulurku, untuk santai-santai dan semoga dapat dipetik hikmahnya… wassayang ….djksmg26Maret2009.

0 komentar:

  © ryanwidhi teratediponegoro by shterateundip.co.cc 2008

Wangsul Maleh Dateng Inggil