SELAMAT DATANG DI BLOG PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE KOMISARIAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG--WWW.SHTERATEUNDIP.BLOGSPOT.COM-- GREETINGS BROTHERHOOD

Kamis, 08 Maret 2012

Menyingkap Selubung Hati (2)

Menyingkap Selubung Hati (2)

Sumber : http://www.lawupos.net/15596/menyingkap-selubuh-hati-2/

Pada tulisan terdahulu, SH Terate dalam konteks menyingkap selubung hati, meletakkan dasar pelajaran pada tingkat pertama adalah pencak silat. Sebelum membangun jiwa anggota, SH Terate lebih dulu mempersiapkan phisik anggota (wadhah-bhs Jawa) yang akan ditempati ilmu Setia Hati (SH).
Konsep dasar yang dipilih SH Terate untuk mempersiapkan (membangun) phisik atau raga anggota adalah dengan pencak silat. Kenapa yang dipilih pencak silat?
Pertama, karena pencak silat merupakan olahraga bela diri asli Melayu. Seni bela diri yang berakar pada budaya Nusantara. Yakni, seni beladiri warisan leluhur, yang di dalamnya mengandung empat aspek sesuai dengan proses pembentukan karakter atau jiwa anggota SH Terate.
Dari sini, bisa dicermati, terdapat tujuan ganda yang ingin dicapai SH Terate. Yakni, mempersiapkan phisik anggota agar kokoh atau kuat (tangguh, tanggen, trengginas – bhs Jawa) untuk menerima tataran ilmu yang lebih tinggi lagi berupa ilmu SH. Tujuan lain, andil dalam melestarikan (nguri-uri) budaya warisan leluhur yang disebut-sebut sebagai warisan budaya adhiluhung.
Kedua, empat aspek yang terkandung pada pelajaran bela diri pencak silat dipandang sesuai dengan dasar-dasar ajaran SH Terate. Keempat aspek yang terkandung di dalam seni olah raga pencak silat itu, adalah :
1. Aspek Mental Spiritual (Kerokhanian): Konsep pendidikan atau latihan Pencak Silat, pada dasarnya terdiri dari dua unsur. Unsur pendidikan jasmani dan rokhani (bhs Jawa: tata lahir dan tata batin) . Artinya, dalam melatih (bhs Jawa: nggulowentah, ndadar) siswa untuk menjadi pendekar pilih tanding, pelatih atau guru pencak silat tidak hanya mengajarkan gerakan phisik (tata lahir), seperti senam, jurus, pasangan dan permainan senjata. Tapi, juga membangun jiwanya (tata batin).
Langkah ini biasanya dilakukan sesuai dengan wawasan keilmuan sang guru. Para pendekar dan maha guru pencak silat, baik zaman silam, maupun di era global sekarang ini, menerapkan proses pembelajaran pencak silat dalam dua dimensi. Pertama dimensi lahiriyah, yang diwujudkan dengan latihan senam, jurus, pasangan dan permainan senjata. Kedua, dimensi batiniyah, diwujudkan dalam laku spiritual (tapa brata).
Dengan memformat konsep pembelajaran dalam dua dimensi ini, pelaku dunia pencak silat berharap proses keluaran (entry point) atau hasil dari pendidikan yang dilakukan, bisa optimal. Karena seorang guru dari peguruan atau padepokan pencak silat mana pun, berharap banyak, pendekar yang dilahirkan dari padepokannya adalah pendekar tangguh, tanggen dan trengginas. Sosok pendekar pilih tanding yang mempu mengibarkan panji-panji perguruan di mana dia berlatih.
Kajian aspek mental spiritual dalam ajaran pencak silat ini mengandung makna, bahwa membangun jiwa atau meletakkan dasar spiritual pada diri siswa merupakan bagian tak terpisahkan dalam proses pembentukan seorangpendekar pilih tanding. Bahkan, dalam praktiknya, pelajaran spiritual (sering disebut sebagai pelajaran kerokhanian atau kebatinan) ini ditempatkan pada posisi paling strategis, sebagai dasar pembentukan jatidiri siswa. Tujuannya, agar ilmu beladiri yang diajarkan dan dikuasai siswa, nantinya dipergunakan untuk tujuan yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan. Bukan dipergunakan untuk tujuan kejahatan.
Sebab, pencak silat itu sendiri mengandung dimensi pertahanan (beladiri) dan dimensi serangan. Malah, pada tataran lebih tinggi lagi, dimensi serangan dalam jurus pencak silat mengandung daya perusak cukup dahsyat.
Filosofi yang sering dikedepankan dalam konteks ini adalah: Sebilah pedang di tangan seorang pendekar bijak akan jadi pelindung dan penjaga perdamaian. Sebaliknya, pedang di tangan seorang pendekar jahat akan jadi sumber malapetaka. (bersambung)
Tulisan ini bersumber dari hasil wawancara Andi Casiyem Sudin, Pimred LAWU POS, dengan Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Budi Harsono. Kepada saudara kami yang mengutip tulisan ini mohon disebutkan sumbernya. Contoh, sumber : http://www.lawupos.net/15438/petuah-sh-tera…-selubung-hati/)
BACA SELENGKAPNYA - Menyingkap Selubung Hati (2)

Read more...

Petuah SH Terate tentang Menyingkap Selubung Hati

Petuah SH Terate tentang Menyingkap Selubung Hati

Sumber : http://www.lawupos.net/15438/petuah-sh-terate-tentang-menyingkap-selubung-hati/

Alenia kedua berbunyi: Bahwa Setia Hati sadar dan mengakui hakiki hayati itu dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani di mana SANG MUTIARA HIDUP bertahta.
Seperti alenia pertama, pada alenia kedua priambul Setia Hati ini, jika dicermati juga bisa dirinci menjadi beberapa pokok perenungan dan penafsiran.
Pertama: Bahwa Setia Hati sadar dan mengakui hakiki hayati itu.Kedua: (dan akan) mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani. Ketiga: (di mana) SANG MUTIARA HIDUP bertahta.
Dari alenia kedua ini, terkandung menafsiran, setelah memberikan kesadaran kepada warganya tentang hakikat hidup manusia (Bahwa Setia Hati sadar dan mengakui hakiki itu), Setia Hati mengajak agar kesadaran itu terus ditanamkan dalam jiwa. Tujuannya, supaya tirai atau selubung hati, atau hijab yang menghalangi kesadaran kita bisa tersingkap dan terbuka. Syaratnya, seperti yang telah dikupas di atas, segala noda dan kotoran yang menempel di hati yang timbul karena pengaruh nafsu, selalu dibersihkan, hingga hati kita tetap dalam keadaan besih (dan akan) mengajak serta para warganya menyingkap tabir/tirai selubung hati nurani).
Bahwa ilmu Setia Hati itu, merupakan sebuah ilmu yang ditularkan dan diyakini secara pribadi, person. Konteknya, adalah hati, rasa. Sebab, apa yang hendak ditularkan ini adalah sebuah ilmu ghaib, yang hanya bisa diterima oleh rasa, hati, sanubari atau juga nurani.
Jika kontek ini diarahkan pada lambang SH Terate, maka sesungguhnya bukan hatinya yang bersinar. Tapi hati yang suci, bersih, tak ternoda itulah yang mampu memantulkan sinar kasih. Sinar timbal balik
Yakni, bias sinar yang bisa melihat segala sesuatu yang ada di sekitarnya dengan jelas. Baik yang tersirat maupun yang tersurat. Seperti bisa membedakan mana yang benar dan salah. Atau kata yang lebih ringkas adalah menerima kesadaran. Jika sudah pada tingkat itu, kita bisa menyebut, orang bisa menemukan kesadaran tersebut adalah orang yang mendapatkan hidayah. Atau orang yang mendapatkan pencerahan.
Mencapai itu semua, SH Terate, memberi pelajaran di tingkat pertama adalah melalui pencak silat. Atau berlatih pencak silat. Kenapa harus berlatih pencak silat? (bersambung)
(Tulisan ini bersumber dari hasil wawancara Andi Casiyem Sudin, Pimred LAWU POS, dengan Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Budi Harsono. Kepada saudara kami yang mengutip tulisan ini mohon disebutkan sumbernya. Misalnya, sumber http://www.lawupos.net/15438/petuah-sh-tera…-selubung-hati/)
BACA SELENGKAPNYA - Petuah SH Terate tentang Menyingkap Selubung Hati

Read more...

  © ryanwidhi teratediponegoro by shterateundip.co.cc 2008

Wangsul Maleh Dateng Inggil