SELAMAT DATANG DI BLOG PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE KOMISARIAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG--WWW.SHTERATEUNDIP.BLOGSPOT.COM-- GREETINGS BROTHERHOOD

Jumat, 21 November 2008

MORI,KAIN YANG UNIK

MORI, KAIN YANG UNIK
Oleh ; Djoko Sumarjono, Pembina UKM SHTerate Undip.2008.

Kali ini pendapat tentang MORI kain yang khas, menjadi lambAng sabuk pendekar SH TERATE. Wujudnya Cuma kain putih, dari bahan kapas dan biasanya untuk meng”kafani” mayat, Hiiii. Seperti atribut yang lain, maka mori itu juga punya makna pengharapan tentunya ada kaitannya dengan ngelmu SH-TERATE. Yang saya sering dengar dan pengalaman adik-adik sekarang, mori itu punya ISI, pernah dipakai ngobati orang kesurupan bisa sembuh, benangnya dilolos dapat menyembuhkan sakit batuk, tak mempan ditusuk, dibuat bantal tidur /selimut jika sakit,… mungkin ada pengalaman lain?. Setiap suro dicuci pakai kembang setaman, dicuci ketika bulan purnama agar “tambah” kekuatan isinya, yang nyuci ndak boleh tidur …….ada lain pengalaman?
Bagi saya mori itu sebagai atribut seragam pendekar SHTERATE kalau ditanya makna yaaaa agar kita INGAT harus tetap dekat dengan kebersihan, kesucian (warna putih) agar besok jika mati (jadi mayat) maka kita kembali SESUAI dengan asal kita (Causa Prima) yang bersih/suci. Kalo ada manfaat lain karena pengalaman pribadi saya persilakan saja, saya beranggapan HANYA KEBETULAN SAJA, jangan jadi anggapan umum, lha nanti kalo msyarakat umum ya menganggap SHTERATE ngelmunya klenik gimana?(jangan sakit hati lo). Perkara ada isi atau tidak saya punya pengalaman bahwa sesuatu apapun yang diperoleh disertai doa dan laku khusus, maka akan ada ENERGI/wibawa /AURA yang terekam. Tergantung bahan dan kualitas doa dan pendoanya tentunya. Contohnya Keris yang sudah menjadi warisan dunia ini penuh dengan keanehan karena misteri/mistik, ternyata pakar perkerisan menerangkan secara mudah dengan mengibaratkan pita kaset/ CD yang bisa berbunyi dan memperlihatkan gambar walaupun orang yang berperan sudah meninggal dunia. Doa dan Kemampuan orang mentransfer/ menerima menjadi alat utama dalam mewujudkan harapan/isi/aura nya. Hanya orang-orang khususlah yang bisa mendeteksi aura keris itu, kalo Warga ya mas ABBAs (Magelang) yang kondhang bisa. Ternyata bukan hanya besi saja yang bisa menyimpan aura/energy itu, bahan kulit, tulang, KAIN, warna, susunan bunga/ huruf /struktur rangka, dlsb ,ternyata bisa juga menyimpan energy khusus. Khabar terakhir secara modern, bisa dibuktikan bahwa airpun jika didoain punya struktur khusus, jadi ya gak heran, gak gumun, dan gak aneh lagi wong sudah dapat dijelaskan.hehehe.
Mencuci barang pusaka, bagi paham jawa punya tradisi khusus. Pusaka merupakan benda yang punya kharisma tertentu dan diperoleh dengan laku khusus (+sulit) sehingga perlu dikenang, dan diperlakukan khusus pula. MORI BISA DIKATAGORIKAN PUSAKA juga. Pencucian/pembersihan di samping agar awet, biasanya sarat dengan ritual dan menghubungkan dengan kekuatan yang tertinggi yaitu Tuhan YME. Secara tradisi , mencuci pusaka dengan bunga (lambang baik, harum), air yang bersih , disertai doa, laku khusus misalnya puasa, dan berjaga (melek). Sangat penting menurut saya adalah kita selalu INGAT bahwa membersihkan pusaka itu perlu dan YANG LEBIH PERLU LAGI KITA SELALU MEMBERSIHKAN DIRI dengan selalu mohon ampun, petunjuk dan bimbingan dari TUHAN YME. agar kita dapat beribadah dengan benar. Besok sambung lagi ya ………….. 22/nov/2008

12 komentar:

Anonim,  26 November 2008 pukul 12.24  

untuk masalah mori memang sensitif sekali.
teman saya waktu di SMA dulu sangat fanatik sekali dengan SH. sampai-sampai buku,tembok kamar digambari gambar waru.tetapi setelah kuliah dia masuk takmir rohis di salah satu perguruan tinggi negeri. Eh,kemarin waktu ketemu dia bilang kalo sudah tidak punya mori dan sudah tidak melakukan prosesi ritual suran lagi. ada yang beranggapan bahwa "ngopeni" mori itu salah satu perbuatan syirik.
bagaimana pendapat saudara-saudara warga?
-ryan-

ramashinta 28 Desember 2008 pukul 19.16  

Syirik atau Tidak bukanlah karena morinya...
Mari Kita lihat... Ibadah yang Sangat Mulia... Tinggi derajatnya... hingga memiliki gelar " Ro'sun Ibadah" adalah SHOLAT, Sholat akan berubah menjadi gerakan yang tiada bernilai bahkan membuahkan kemudhorotan apabila Sang Pelaku Sholat melakukannya bukan karena Allah Ta'ala... Bahkan IBADAH INI menjadi Syirik tatkala Seseorang melakukannya karena memohon sesuatu kepada selain Allah... Banyak Orang melakukan Sholat demi ritual tertentu dan hatinya bukan tertuju kepada Allah... Namun kepada Sesuatu yang dipercayainya mampu memenuhi HAJAT-NYA... memenuhi keinginannya... dan memberikan keselamatan serta perlindungan kepadanya... Naudzubillah ...
Lalu Bagaimana Dengan MORI wahai Saudaraku...?
MORI adalah kain putih sederhana yang merupakan Lambang Kelulusan kita selama proses PENDEKARISASI PSHT... sebuah tanda kelulusan yang sangat sederhana tidak perlu diagung-agungkan namun SUNGGUH LAYAK untuk kita SIMPAN DAN RAWAT seperti kita menyimpan sehelai kertas Ijazah kita dari TK HINGGA PERGURUAN TINGGI
MORI putih, bersih, dan Suci adalah pelambang bahwa dalam hidup ini kita harus menjaga AMANAT ALLAH bahwa ALLAH tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepadanya... sehingga Perjalanan hidup kita janganlah dinodai dengan kemaksiatan... kalaupun sesekali kita terperosok... hendaknya kita kembali kejalannya yang penuh kesucian...
MORI mengingatkan kita akan PANGGILAN SANG MAHA AGUNG untuk menghadapnya...sehingga Mori merupakan alat dzikir kita kepadanya... Di dunia ini semuanya adalah ayat2 allah yang sebenarnya adalah media kita untuk dapat mengingat kebesaran-Nya...
Bagaimana dengan RITUAL MENCUCI MORI ?
MENCUCI Mori MERUPAKAN Ritual yang biasa2 saja...bukan klenik dan sesuatu yang Istimewa...
Kalau pun kita khusuk melakukannya karena kita senantiasa berdzikir kepadanya tatkala kita melakukan proses PENCUCIAN, mulai dari persiapan, Langlang, merendam, menunggu, hingga pengeringan... kita tidak tidur bukan berarti kita menghabiskan malam untuk bergadang... Namun untuk menghadapnya ...selalu berdzikir kepadanya... mensyukuri Nikmat-Nya... memohon Ampunan kepadanya, dan Bergelut dengan Pujian Seorang hamba untuk mememohon keridho-an atas KHOLIKNYA...
Sungguh Mulia seorang Hamba yang setiap langkah dan Tarikan Nafasnya senantiasa berdzikir kepada zat Yang Maha Kuasa Atas Kehidupan ini...
Salam Persaudaraan...

Anonim,  27 Januari 2009 pukul 23.11  

yah...klo membahas masalah mori tergantung individu yang mengartikan n yang jelas harus ada pemaham yang jelas tentang mori.
Klo menurut saya pribadi...mori itu adalah sebagai IJAZAH....hasil dari kita sekolah ( mulai dari polos, jambin, ijo, putih ) nah terakir di wisuda klo kuliah dapet ijazah n pake toga...tapi klo di SHT cumn dapet mori makanya jadi JIMAT ( barang 1 seng di rumat ) karena mori dari kaen jadi gk mungkin di laminating klo kertas di laminating awet gk kotor, ..klo kaen ya....biar gk kotor di simpan n di cuci klo di perlukan, lagian mori gk tiap hari di pake jadi gk mungkin kena debu paling klo yang ngerumat kurang warnae jadi agak kuning karena lembab, makanya nyucinya 1 thn sekali, klo mo nyuci tiap bulan orang nyuci sprei aja gk mesti nek 1 bulan sekali,...hehehehe....pa lagi mori...hahahahaha.....
karena hasilnya dari latihan cuman mori ya di simpan dirawat, jarene pelatih qu biyen nek wes duwe mori misale sewaktu2 mati ora bingung mlayu nang pasar....:))


Mas Toni saking galek...kapan muleh neh....
Salam PSHT
Isnuri

Anonim,  9 Februari 2009 pukul 23.55  

aku masih d semarang mas.no hp u pa ganti????tlg konfirm k no ku ne: 085727034777.
thoni

Maspae 23 Maret 2009 pukul 17.04  

Mori menurut saya itu hanya sebagai ijazah selama kita latihan dari polos hingga pengesahan. Mori juga hanya sebagai sanepan, untuk mengingatkan kita akan kematian, sehingga kita akan selalu berbuat baek seolah2 kita akan mati esok hari. MORI = li-MO ojo ke-RI begitu mungkin kalo orang jawa mengatakan, karena lidah jawa itu kalo ngomong ga mau panjang2 sok disingkat2 ( hehehe maaf kalo sya keliru ) koyo tho....wecenyu= kowe pancen ayu, kunowe=Aku tresno kowe, dan laen nya.
Dulu pelatihku mengatakan wong SH iku ojo nganti lali karo mori, mori ojo nganti keri ( hehehe berarti kemana2 harus mbawa mori nuh :D ) mungkin bukan kaen selembar itu kali ya ? yang dimaksud :) hehehehe sing jelas nek mbahas mori ora ono entek e...

eko 25 April 2010 pukul 23.32  

Mas saya mau tany:
"Mori bisa g' tuk ngobatin orang kesurupan/kesambet?
Ada teman saya 1 liting yang mengalami kejadian itu!Trims

mistery ant 5 Mei 2010 pukul 12.58  

wah...klo kesambet...ngobatinnya pake doa aja mas kepada Tuhan...mori cm sebagai alat saja....

saringan Makrus 28 Agustus 2010 pukul 16.45  

dengan Mori selalu mengingatkan kita akan kesucian dan asal kematian salah satu cara berdikir.
kalo mori aku kadang saya gunakan untuk slendang pada waktu sholat.
gak ada yang istimewa.
Mori hanya suatu peringatan buat aku agar menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat. karena kita semua akan mengalami memakai mori...
Semoga kita jadi manusia yang berbudiluhur

Anonim,  19 Januari 2013 pukul 19.05  

Mas , mau tanya . Katanya mori yang asli/hasil sasahan kalo orang nya sudah meninggal , morinya harus ikut dikubur . Lha itu kalo gak ikut di kubur gmana mas ? Makasih

Anonim,  21 Januari 2013 pukul 09.20  

kita dibekali mori supaya kita ingat mati, kain mori sebagai pembungkus jenazah ketika seorang muslim meninggal, jadi tidak ada larangan untk membungkus jenazah kita dgn mori yg kita miliki, tapi jika tidak keluarga harus mengembalikan kain mori ke organisasi PSHT. Begitu yg saya tau dari kang mas Jono Warga TK II Palembang

Anonim,  29 Oktober 2013 pukul 15.35  

Ritual cuci mori adalah ritual yg tidak ada tuntunan syari'at islam dan apabila di yakini ada keyakinan-keyakinan tertentu maka bisa jadi kesyirikan,jika anda mau berfikir lagi maka lebih utama adalah kehidupan dunia untuk akhirat yaitu IMAN DAN AMAL SHOLEH yang sesuai ajaran rosullulloh shollallohu'alaihiwasalam dan kebanyakan sebuah aliran perguruan mengandung ritual-ritual atau amalan bid'ah yang semua itu bisa di buktikan dgn ruqiah syar'iyyah.afwan wallohu a'lam bhissowab

Samsul Arifin 22 Desember 2013 pukul 12.25  

Meskipun dalam syariat Islam tidak ada tuntunan untuk mencuci mori, apakah dalam Islam juga ada larangan untuk mencuci Mori?
Hal yang terpenting adalah niat dari diri kita masing-masing,, yang bisa menilai itu syirik atau bukan hanyalah Allah SWT.

  © ryanwidhi teratediponegoro by shterateundip.co.cc 2008

Wangsul Maleh Dateng Inggil