SELAMAT DATANG DI BLOG PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE KOMISARIAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG--WWW.SHTERATEUNDIP.BLOGSPOT.COM-- GREETINGS BROTHERHOOD

Kamis, 25 September 2008

ILMU SH TERATE

ILMU SH TERATE.
(Gagasan D. Sumaryono, Pembina UKM SHTerate Undip2008)

Gagasan ini berkelebat setelah merenung adanya persoalan “klasik” saling mengklaim kebenaran ilmu. Ada yang menyatakan ilmu murni, ilmu asli, ilmu tulen, ilmu yang paling benar..... dan runyamnya perdebatan akhirnya menjurus kepada perpecahan sampai pertengkaran pisik. Sejarah memang perlu, tapi seharusnya kita dapat memetik pengalaman sejarah itu, mengambil langkah yang bijak sehingga tidak perlu persoalan klasik tidak muncul lagi karena KITA MEMANG BEDA DARI YANG DULU.
Penulis mencoba berfikir bahwa Ilmu/Ngelmu (bhs. Jawa) / Science (bhs Inggris) berbeda dengan Pengetahuan/Kawruh/Knowledge. Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dan telah teruji kebenarannya dengan tata-cara ilmu bukan karena otoritas perseorangan. Adapun pengetahuan dapat diperoleh melalui otoritas perseorangan. Oleh karena itulah ilmu/ngelmu bagi orang jawa memang sukar diperoleh seperti tembang ini (pocung): Ngelmu iku, kelakone kanthi laku, lekase kalawan khas, tegese khas nyantosani, setya budya pangekese dur angkara. Kemampuan suatu ilmu, adalah dapat menguraikan/menjelaskan dan memperkirakan tentang sesuatu (misalnya Ilmu ekonomi akan mampu menjelaskan dan mempredikasi upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan materiilnya dengan sumberdaya terbatas agar tercapai kepuasan maksimum). Ciri lain ilmu adalah SELALU BERKEMBANG karena selalu dikaji , dan diperbaiki agar dapat lebih tinggi kualitasnya sesuai dengan tuntutan jaman. Hal ini berarti ILMU YANG LEBIH LAMA telah dikoreksi, mungkin SUDAH TAK DIPAKAI LAGI.
Bagaimana dengan Ilmu SH Terate? Disinilah urgensinya. Kita harus sepakat bahwa ajaran-ajaran SH Terate diajarkan dengan prinsip Pendidikan Sistem pendidikan merupakan metoda terbaik dibanding sistem Promosi dan Paksaan/Doktrin, oleh karena itu SH Terate haruslah mempunyai Ilmu yang Khas untuk diajarkan kepada (Maha)siswa dan warga, sepadan dengan suatu program studi dalam fakultas/universitas. Hemat penulis, ILMU SH TERATE ADALAH PENGETAHUAN YANG MENJELASKAN BAGAIMANA UPAYA MANUSIA AGAR BERBUDI LUHUR, MEMAYU-HAYUNING BAWANA DENGAN DASAR SETIA HATI MELALUI PENCAK SILAT. Sistem pendidikannya juga jelas ada visi-misi- kompetensi, ada materi-metoda-media, ada kriteria peserta-kriteria pengajar/pelatih, ada lembaga dan organisasinya (baca: SHTerate adalah sebuah Perguruan Tinggi). Ilmunya sendiri berkembang, makin lengkap, makin baik, TIDAK PERLU SAMA dengan yang dulu, TENTUU hal ini diputuskan oleh para PENGUASA ILMU(Profesor-profesor).
Jika gagasan ini menjadi kenyataan, maka tidak perlu ada saling klaim kebenaran/keaslian/kemurnian dan lain-lain sampai tawuran segala, karena SH TERATE MEMANG BEDA dan BUKAN SEPERTI YANG DULU ..................... 25/9-08
BACA SELENGKAPNYA - ILMU SH TERATE

Read more...

Selasa, 23 September 2008

TENAGA DALAM-ku, TENAGA DALAM-MU

TENAGA DALAM-ku, TENAGA DALAM-MU
(Pengalaman, D.Sumaryono, Pembina UKM PSHT-Undip,2008).
Tak kusangka, tak kuduga (sejak dahulu) dia yang heboh di era 85-95an, (sampai-sampai ada judul di Cover TEMPO: EKSPOR TENAGA DALAM ) setelah penulis ungkapkan kembali banyak kadang yang “antusias” membuka blog ini padahal dulu pernah ditanggapi “miring “ oleh mas Januarno (Alm) senior Jakarta “Kitapun bisa” ucapnya ( sadar tidak ya?). Tanggapan sedulur (adik) effendi dari Solok-Sumbar , ada kesan prihatin tentang ajaran SH Terate yang tidak mengupas Tenaga Dalam sehingga saudara muda kita banyak berguru orang luar. Tanggapan sesepuh dari Bandung yang tidak berkenan disebut namanya, juga menyiratkan ada sesuatu yang “urgen” tapi “hilang” (takdiajarkan) atau diajarkan tapi “berbeda”, sehingga ada Joke tk I terlihat tawuran melulu, tk II sombong, tk III arogan ? Penulis “yakin” SH Terate ada ILmu Tenaga Dalamnya cumaaan, penjelasan visi-misi-kompetensi-aksi-metode belum “Genah/Cetho”. Penulis sangat berharap-harap (tanpa cemas) nanti akan ada sedulur (bukan saya lo) yang lebih senior mendokumentasi dan menerbitkan dari percetakan Bandung sebagai upaya memberikan “metode “ Tenaga Dalam yang Khas dalam rangka ikut mengingatkan/mencegah kerusakan dari sedulur-dulur kita.
Lhoo nglantur, yang penulis sendiri pengalamannya gimana? Ya ya sabar dulu ya, karena ceritanya panjaaaang dan Tenaga Dalam yang kuperoleh BUKAN dari SH Terate tapi dari ajaran Kebathinan. Tapi tak mengapa diceritakan dengan harapan para sedulur bisa memilah perkara Organisasi yang tidak boleh dicampur dengan barang lain atau perkara Pengetahuan Umum yang bebas dipilih untuk sempurnanya kehidupan ( Editan dari kata mas Sakti Jkt). Begini cerita yang dipersingat:
Awal Idul Fitri (1992) penulis sadar bahwa ada sakit tubuh (13 tahun) yang belum ketemu obatnya. Kakak ipar menyarankan masuk ke hutan Purwa semenanjung blambangan Jatim untuk konsultasi dengan “wong tuwa” yang juga tak berkenan disebut namanya. Singkatnya penulis diberi “pengertian hidup” model Jawa secara detail walaupun beliau bukan orang Jawa (aneh bukan?) Ajarannya mengungkap Sedulur papat yaitu Mutmainah,Supiah,Aluamah,Amarah dan kelima Pancer (S45P) seperti ajaran Ki Bayi Panurta yang dijelaskan dalam Serat Centhini versi tulisan jawa latin ( Karkono, Jogja). Juga seperti dalam kitab primbon Jawa : Atassadur Adam Makna. Perbedaannya hanya di dalam “proses penyadaran” bahwa memang ada dalam kehidupan kita dan kalau tidak dikendalikan merupakan musuh yang paling berat. Ada semacam ritual mulai ubo-rampe sampai “dhawuh” secara khusus , tapi semua pengertian/penghayatan dimulai dari RASA/RAHSA seperti pitutur Gusti Mangkunegara IV (pangkur-Wedhatama): Tan samar pamoring suksma, Sinuksmaya winahya ing ngasepi, Sinempen telenging kalbu, Pambukaning Warana, Tarlen saking liyep layaping ngaluyup, Pindha pesating supena, Sumusupe rasa jati.
Setelah “dibuka” penulis ngerti S45P, dan penyakit yang diderita penulis sembuh, disertai ilusi keterangan asal dan obat penyakitnya. Nilai plus yang lain yaitu dapat Ilmu, Iman dan melangkah dengan mantap ikut Memayu- hayuning Bawana. Petualangan ada karena penulis berprinsip” harus ada bukti nyata bersama orang lain” bukan karena arogan (baca: artikelku yang lain ya). Bagi kaum muda murid Tenaga Dalam, Tenaga ini (S45P tak kukatakan) diakui sebagai Tenaga Dalam. Bagi Prof Darmanto,Yt (Psykologi-undip) beliau namakan Encephalo Electro Magnet (EEM) ketika penulis praktekkan didepan beliau. Bagi teman yang baru kena masalah dan mempraktekkan tenaga ini, ternyata bisa membuat “entheng bagi yang “berpikir berat”, bisa membuat “tenang“ bagi yang “emosional” anehnya juga bisa “menjernihkan” dari anasir “gelap”. Bagi-ku S45P ini adalah Tenaga Dalam yang berasal dari Allah yang Maha Suci, Maha Welas, Maha Asih, Maha Kuasa Mencipta Langit dan Bumi, Yang ku Sembah dan yang di Sembah Semua Makhluk. Singkatnya yaaa Tenaga Dalam-ku, TENAGA DALAM-MU dan karena menggunakan tata-nafas maka kutandai dengan nama “Nafas Kehidupan Pangruwating Diyu” sebagai pemancar cinta dan cita….……………23Sep08.
BACA SELENGKAPNYA - TENAGA DALAM-ku, TENAGA DALAM-MU

Read more...

Senin, 22 September 2008

SH TERATE ADALAH SEBUAH PERGURUAN TINGGI

SH TERATE ADALAH SEBUAH PERGURUAN TINGGI.
(GAGASAN D. Sumaryono, Pembina UKM PSHTerate Undip 2008)

Gagasan ini muncul ketika dalam sarasehan panitia Krida Nasional SH Terate Undip, mas Sakti Tamat melontarkan pertanyaan"Bagaimana bisa SH Terate Berkembang memenuhi semboyan Selama Matahari Terbit dari Timur, dan selama bumi masih di huni manusia, maka selama itu SH Terate akan tetap Jaya." Jawaban beliau harus ada sistem yang handal dengan program yang bisa mencapai100 tahun (baca :Belum Tuntas di Krida Nasional).Bagi penulis yang terbiasa jadi pendidik, maka sistem yang handal itu bisa berwujud SISTEM PENDIDIKAN.Dengan pendidikan maka semua komponen yang ada secara SADAR akan memposisikan dan bergerak salig asah, asih, asuh dalam suatu wadah menuju tujuan yang mulia. Ada Pendidik, Siswa, Materi, Metode, Media, sarana dan prasarana, serta lembaga tempat bernaung. Jenjang pendidikan tertinggi diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi tetap eksis karena ada aktifitas PENINGKATAN MUTU melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat.
Dengan cara pikir itu, SH Terate dapat di ibaratkan salah satu nama Perguruan Tinggi Pencak Silat. Coba kita cermati Mukadimah SH Terate dengan apa yang umum ada dalam suatu perguruan tinggi seperti di bawah ini

RINGKASAN MUKADIMAH Alinea I.Kesadaran :
Kehidupan yang berkembang
Tuhan sebagai kausa prima
Diri-pribadi
MODEL PERGURUAN TINGGINYA
Setiap Manusia sadar berasal dan bergerak bertahap menuju ke bahagiaan/kesempurnaan.

RINGKASAN MUKADIMAH Alinea II.Ajakan (organisasi):
Menyingkap Tabir Hati Nurani dan
Menemukan Tuhan
MODEL PERGURUAN TINGGINYA
Visi :
Menjadi acuan Pencak silat sebagai sarana menemukan jatidiri dalam kerangka Memayu-hayuning Bawono. (Nasional dan Internasional)

RINGKASAN MUKADIMAH Alinea III.Metode (1):
Ajaran Pencak-Silat secara phisik untuk mengenal diri-pribadi
RINGKASAN MUKADIMAH Alinea IV.Metode (2):
Ajaran batiniah/kejiwaan melalui Pencak Silat.
MODEL PERGURUAN TINGGINYA
Misi : Melakukan Pendidikan Pencak Silat secara lahir dan batin
Kemampuan/Kompetensi warga:
1). Handal berpencak silat
2). Berbudi luhur

RINGKASAN MUKADIMAH Alinea V.
Bentuk formal Aturan dalam kegiatan
MODEL PERGURUAN TINGGINYA
Wadah :
Sebagai Organisasi kemasyarakatan, Milik warga dan bukan milik perorangan,
Sebagai contoh kekerabatan/persaudaraan yang baik.

PENJABARAN KE AKTIFITAS PENDIDIKANNYA :
Materi1):
Phisik : Senam, Jurus, dan Pernafasan. Kejiwaan: ke SH Terate an, dan olah rasa.
Metode2):
Teori , praktek , dan tugas sosial terstruktur
Media3):
Buku Standar : senam,jurus , pernafasan, ke SH Terate an, dan pengetahuan dasar wawasan kebangsaan.Peralatan Pencak Silat.
Pendidik4):
Pelatih bersertifikat.
Lama5):
Tk I ≥2th,TkII ≥ 1th, TkIII ?

Keterangan :
1). Latihan rutine, ada latihan khusus Atlet mengingat cara penilaiannya beda.
2). Tugas social hanya untuk latihan rutine agar “tidak asocial” .
3). Buku standar yang di akui Pusat.
4). Pelatih yang bersertifikat dalam hal ini untuk menjaga MUTU.
5). Lama pendidikan/latihan pada tingkat tertentu dengan standar MUTU minimal.

BAHAN DASAR(orang) YANG DIDIDIK DENGAN KRITERIA.
1). Motivasi. Jika motivasinya jauh dari Visi SH Terate maka Pendidik harus
memberi perhatian lebih.
2). Umur. Idealnya pendidikan Tk I berusia 18-25 tahun, Tk II 35-45 th, Tk III
lebih dari 50 th. Ini penting berkait dengan “Man Power”untuk pengembangan
organisasi dan penjaga kejiwaan. Jenjang umur yang makin tua mengubah semangat
dan Prinsip Hidup. Di masa lalu organisasi banyak “kehilangan” orang yang
potensial.

WADAH
Tentang Wadah (organisasi) mengingat kenyataan sekarang (maaf) ketua memang sudah tua dan hanya satu-satunya yang membuat “merah-kuning-hijau di langit biru” dalam menghadapi ancaman GLOBAL, maka sebaiknya dipikirkan tentang:
1). Struktur kepemimpinan bukan tunggal, bisa semacam dewan guru besar
(professor)SH Terate. Sehingga bisa huenak dalam kegiatan horizontal dan
vertical karena banyak teman/pemikir. Ndak perlu risau Pendidikan Tinggi aja
namanya “Perguruan” kerjaannya ya mendidik, meneliti, dan mengabdi
masyarakat.
2). Aturan organisasi AD/ART tidak perlu “Jlimet” yang pokok saja SESUAI VISI,MISI
DAN KOMPETENSI lulusan/warga. Yang jlimet itu di JUKLAK dan JUKNIS saja.
3). Semua ajaran SH Terate terdokumentasi dengan baik agar bisa diteliti/dikaji,
dikembangkan untuk Memayu-Hayuning Bawono. Semoga bermanfaat.......22Sept08
BACA SELENGKAPNYA - SH TERATE ADALAH SEBUAH PERGURUAN TINGGI

Read more...

TENAGA DALAM VERSI SH TERATE

TENAGA DALAM VERSI SH TERATE
( Gagasan ) D. Sumarjono, Pembina UKM SH TERATE undip 2008.

Dalam banyak pertemuan yang dihadiri penulis, sering terlontar pertanyaan seputar tenaga dalam dalam SH Terate dan sering pula jawabannya TIDAK memuaskan yang bertanya malah ada kesan jawaban “meremehkan” tenaga dalam yang banyak dipublikasikan lewat Perguruan Tenaga Dalam. Jika kita sempat baca di situs “Tenaga Dalam” maka di sana antara lain diterangkan sejarahnya secara Internasional dan di Indonesia ada 4 tokoh dianggap sebagai cikal-bakal perguruan Tenaga Dalam yang sekarang ini. Di sana TIDAK ADA tercantum tokoh pendiri SH apalagi pendiri SH Terate, padahal 4 tokoh pendiri Tenaga Dalam itu jelas pendekar-pendekar yang mengajarkan pencak-silat dan hidup dalam kurun waktu yang sama.
Penulis sendiri tak mempunyai Tenaga Dalam yang diajarkan dari SH Terate tetapi. Betulkah SH Terate “memang” tidak mengajarkan Tenaga Dalam ?
Pengalaman para Senior/sesepuh SH Terate yang sempat terekam di ingatan, semuanya mengarah ke “Kebatinan” bukan ke “Tenaga Dalam”. Kita lihat saudara kita yang sudah “Tingkat II” apalagi jika yang sudah lama, maka kebanyakan seperti (maaf) paranormal/wong tuwa/dukun bukan sebagai PENDEKAR.(apa memang begitu?). Ini sangat jelas terlihat dan ada penilaian dari masyarakat di daerah-daerah.
Tetapi kalau kita menggeluti Pencak Silat rasanya aneh jika pencak-silatnya SHTerate tidak ada tenaga dalamnya bukan?. Dalam situs diterangkan secara umum “Tenaga Dalam” dapat diperoleh melalui PERNAFASAN, WIRID, DAN JIMAT. Diterangkan pula model pernafasan SEGI TIGA. Penulis alami bahwa olah nafas pernah di ajarkan tetapi makna , kegunaan dan indikator keberhasilan latihan secara terprogram BELUM ADA. Kita cermati saudara kita yang tergabung dalam SH Terate Wesi-Aji, (saya kenal dengan mas Tunggul (Alm). dan banyak berdiskusi) di sana mengajarkan pernafasan khusus yang dianggap “benar” sehingga sesuai dengan ajaran (Warisan?) SH Terate. Sayang penulis tidak ikut “Kelompok” beliau, hanya sebatas saling menghamati agar beliau "tidak lupa" menerapkan pengalaman pribadi atau ajaran SH Terate.
Pitutur dari sesepuh Surabaya pak Harsono (Alm) menyimpulkan bahwa SH Terate punya pernafasan yang dapat dipakai sebagai Tenaga Dalam dan Kebathinan malahan ada pernyataan pernafasan yang diajarkan SH Terate yang sekarang ini keliru. Jika diibaratkan (Kata beliau di Indonesiakan bebas) “ Seperti mengeluarkan burung tetapi tidak lewat pintunya, parahnya lagi dengan jalan memaksa lewat teralisnya”. Beliau malahan menyarankan jika ingin berlatih maka saya disuruh datang lagi di lain waktu, sayang penulis tidak sempat mengetahui ajarannya. Tetapi saya bersyukur ada saudara Jakarta yang di ajarinya beliau sebut nama Marbai dan Prasetyo (?) yaaah, semoga dapat ditularkan ke saudara untuk kebaikan sesama. Pitutur dari sesepuh Solo pak Hasan (Alm) mertuanya Mas Kun (Dosen FT UNS, tinggal di Jaten) ketika saya bertanya Mengapa beliau bisa tidur dengan nyaman padahal situasi tak nyaman, lalu dijawab : “Ini diperoleh dengan Pernafasan SH, jika tidur langsung berhubungan dengan Tuhan”. Penulis Cuma “mlongo” saja gaak ngerti. Dulu banyak dibicarakan ketika gencar-gencarnya latihan Tingkat II pada awal-awal “Pemasyarakatan latihan “( th 1975 an) dengan nama “KESAH”dan “KESTELEG”(apa tulisannya begitu ya?) saya hanya menduga wong saya “belum waktunya” belajar tk II. Dulu th 1971 an penulis pernah diobati oleh mas Imam di Pavilun Kab. dengan cara memberikan hawa panas dari jari tengah beliau ke nadi pergelangan tangan kiripenulis apa ini bukan Tenaga Dalam? Kehebatan mas Imam ketika mengalahkan kiai Sewulan dengan "Ucapan"apa ya bukan Tenaga Dalam?.Berita terkini dari sdr Abas (pendiri cabang Magelang) bahwa Mas Kamto (Solo) telah berhasil membina warga SH Terate sampai mampu melihat dirinya sendiri persis seperti cerita “Dewa Ruci” (pernyataan di sarasehan Jogja sehabis Kejuaraan Nasional SH Terate di UNS Solo) Wuaduh apa ndak hebat?
Merasa ingin tahu, tetapi dianggap BELUM CUKUP UMUR untuk mengetahui ilmu SH, lalu bagaimana? Penulis sadar dan telah mengambil kesimpulan (setelah 17 tahun berkumpul di SH Terate) bahwa “ Semua lawan akan dapat di kalahkan jika tahu betul serangannya atau dapat mematahkan serangan tak terduga (lihat SH terate yang kukenal: pencak silat).” Ini pasti persoalan bathin/ kebathinan.
Tak terduga, bahwa persoalan KEBATINAN yang penulis dalami dapat mengurai “Tenaga Dalam”dalam arti luas. Sayang memang (atau sudah suratan), bahwa penulis ngerti dalam praktek Tenaga Dalam dan Kebathinan yang mengarah ke “setia hati” BUKAN DARI SH Terate / SH model apapun. Yang saya maksud “tenaga dalam” ya seperti yang dihasilkan perguruan Tenaga Dalam itu. Pengalaman penulis meyakini SH Terate punya “Tenaga Dalam” berdasarkan “Ilussi yang menjadi kenyataan” ceritanya dimulai ketika banyak (maaf) warga kita yang ikut latihan perguruan Tenaga Dalam seperti : Margaluyu, Satria Nusantara, Sastrajendro, Sinar Putih, Tetada Kalimasada, Kala Cakra. Saudara kita itu menjadi bahan perbincangan dengan “Sinis” dalam Organisasi
Penulis merenung kepada Pak Harjo Utomo dan dalam Ilusi, beliau berkata (tentu bahasa editan) : di SH Terate juga diajarkan Tenaga Dalam tapi itu dulu, ya seperti yang lain-lain. Sekarang tidak lagi seperti dulu. Kalau ndak percaya silakan dicoba, saya ajari. Wataknya penulis memang ingin mencoba dan pernah mencoba dengan “Latihan tembak-tembakan“ dengan murid-murid Bambu Runcing, Bambu Kuning, Melati Putih, Margaluyu, Sinar Putih secara bersamaan. Mereka heran mengapa penulis bisa punya efek yang sama seperti mereka walaupun bukan dari perguruan Tenaga Dalam tapi dari kawruh kebatinan.
Masih kurang Puas juga karena baru muridnya. Kebetulan Sinar Putih itu pusatnya Jogja dan Guru Besarnya Mas Farouk (Alm) warga SH terate Jogja, maka saya mendatangi beliau malam sekatenan di rumahnya bersama dengan MartStalinta (LIN, Cab. Jogja). Sekalian menyampaikan pesan Pak Harjo Utomo (Ilusi) untuk minta maaf bahwa SH Terate yang sekarang tidak bisa mengajarkan Tenaga Dalam seperti yang dimaksudkan mas Farouk. Sebagai buktinya adalah penulis ini, bisa diajak “latihan tembak-tembakan” dan membersihkan apa yang menjadi ganjalan akibat di”kecer”. Disaksikan oleh LIN maka silaturahmi (bahasa mas farouk) tenaga dalam dapat dilaksanakan, beliau mengakuinya, bahkan LIN akhirnya tanpa terduga memiliki tenaga dalam versi SH Terate (ILUSI). Melalui Sinar Putih mas Farouk sangat mengetahui makna dan tenaga supra dari Ubo-Rampe , Pengeceran dan Penyaluran Tenaga Dalam di arena Sah-Sahan.
Jadi bagaimana? Jika belum tahu ya tanya sesama saudara, dan organisasi. Organisasi perlu diINGATKAN bahwa pembelajaran Tenaga Dalam versi SH Terate oleh organisasi adalah KEWAJIBAN (baca: Mukadimah). Hemat penulis Tenaga Dalam ini sebagai KUNCI dan sangat perlu disampaikan pada semua warga TERUTAMA TK I, sehingga berita keroyokan/tawuran/lempar batu/tindakan tak terpuji lainnya tidak terdengar lagi. Bagi TK II supaya tidak perlu sombong dan berebut menyalahkan saudara yang lain seenaknya. Bagi TK III agar sadar bahwa ilmu nya hanya SEDIKIT tapi punya TANGGUNG JAWAB BESAR dalam ikut mendidik perilaku Berbudi Luhur tahu benar dan salah , serta Memayu Hayuning Bawana ......... itu semua tak dapat dilakukan SENDIRIAN SAJA. ……………….SeninPon22/9-08
BACA SELENGKAPNYA - TENAGA DALAM VERSI SH TERATE

Read more...

Sabtu, 20 September 2008

Belum Tuntas di Krida Nasional SHT-undip

BELUM TUNTAS DI KRIDA NASIONAL
Oleh : Djoko Sumarjono, Pembina UKM-PSHT UNDIP 2008.

Krida nasional yang diselenggarakan UKM-SHTerate Undip telah usai. Hasil kejuaraan laga pencak silat telah diumumkan. Ucapan terima kasih kepada para peserta dan para donatur juga telah disampaikan. Ada yang belum diketahui dan yang masih menjadi agenda adalah acara “ SARASEHAN PANEL” yang menggagas pengembangan SH Terate secara Umum dan khususnya melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Acara yang penting ini ditunda karena terbatasnya waktu.
Ada beberapa pemikiran yang mendasar dalam sarasehan ini :
Bahwa IPSI sangat membutuhkan atlet-atlet yang handal, dan berkesinambungan untuk event Nasional, Asean, bahkan Internasional. Atlet-atlet banyak diserap dari Mahasiswa sedangkan dana IPSI terbatas.
Mahasiswa sebagai pemuda punya karateristik tersendiri dibanding pemuda umumnya yaitu lemah physik tetapi kuat dalam berfikir. Di samping bisa menjadi atlet juga berpotensi sebagai “Agent of Change” bagi SH Terate.
SH Terate sendiri dalam gerak perkembangan sekarang mau tidak mau harus berbenah diri menghadapi tantangan/ancaman Global jika ingin tetap eksis.
Panitia merasa bersyukur dan terima kasih kepada mas Sakti Tamat yang hadir diakhir petang acara dengan memberi wawasan dan diskusi kepada panitia dan kontingen yang masih belum pulang ke daerah. Adapun wacana yang dapat dirangkum dalam diskusi ini adalah:
Bahwa SH Terate berkembang begitu pesat dewasa ini menyertakan banyak masalah EKSTERNAL maupun INTERNAL yang harus mendapat penanganan yang serius tidak saja oleh para Senior/sesepuh, Petinggi tetapi oleh Kita Semua.
Bahwa agar SH Terate dapat tetap eksis seperti ungkapan yang sering kita dengar “Selama Matahari terbit dari Timur, Selama bumi masih dihuni Manusia Selama itu pula SH terate tetap jaya.” , jika ada SISTEM YANG HANDAL.
Sistem yang handal itu menyangkut paling tidak: 1). Pencak-silat sebagai Olah Raga, Beladiri dan Seni, 2). Kebatinan/kerochanian/kejiwaan, dan 3). Kelembagaan (organisasi) dalam rangka mengatur pencapaian cita-cita.
Secara Ekstern kepada masyarakat umum kita harus menjaga dan meningkatkan CITRA YANG BAIK sesuai dengan cita-cita “Berbudi Luhur yang Tahu benar dan Salah, Memayu Hayuning Bawana” . Selalu mengikuti event kejuaraan Pencak Silat baik yang diselenggarakan IPSI, SH Terate sendiri maupun mungkin dari lembaga lain untuk menjalin mitra.
Secara INTERN kita harus MENATA KEMBALI sistem Organisasi dalam hal ini dengan membuat PROGRAM 100 tahun. Jika kita cermati, SH Terate ini perwujudan lain dari “Lembaga Pendidikan”, maka pertanyaan mendasar siapakah dan berapa banyak “Profesor” dan “Lektor” organisasi ini?, apa isi pembalajaran pencak silat sudah mantap dan seragam?, apa isi pembelajaran kejiwaan sudah mantap dan khas (bukan berdasar tafsir sendiri-sendiri)?
Wacana ini kiranya tidak hanya untuk warga yang kebetulan jadi mahasiswa, tetapi untuk semua warga baik di Pusat maupun Cabang. Dan tentunya SUMBANGAN GAGASAN/SARAN sangat diharapkan untuk dilaksanakan di semua tempat. Saudara kita dari Jakarta kiranya sudah siap mendukung, bagaimana yang lain?…………………… 20Sept2008
BACA SELENGKAPNYA - Belum Tuntas di Krida Nasional SHT-undip

Read more...

Sabtu, 13 September 2008

IDUL FITRI VERSI SH TERATE

IDUL FITRI VERSI SH-TERATE
(Suatu gagasan) oleh : D. Sumarjono, Pembina UKM SH-Terate Undip 2008.
Sekarang bulan September 08 ini baru “Musim” Puasa Romadhon, dan nanti akhir bulan telah selesai berpuasa dan dirayakan dengan Idul Fitri. Kita telah menang (kata para Ustadz dan Kiai). Tradisi perayaan Idul Fitri ini kata para cerdik pandai berasal dari budaya Jawa, yang di tempat asalnya disyukuri tidak semeriah di negeri Indonesia . Tak apalah dilaksanakan karena tradisi ini baik, semua orang akan ingat asal-usulnya.
Idul Fitri sendiri banyak para kiai/ustadz yang mengartikan hari besar “Kembali ke Fitroh/ Kembali ke Suci seperti bayi dilahirkan” tetapi penulis pernah mendengar sendiri dari 2(dua) ustadz/kiai yang mengartikan bahwa Idul Fitri berarti hari besar “Kembali Makan”. Penulis tidak mempermasalahkan, karena kenyataannya semua orang yang berpuasa (dengan benar) akan melakukan hal tersebut , malahan yang tidak berpuasapun ikut merayakan. Bagi SH Terate sendiri biasanya dirayakan dengan pertemuan khusus, bagi tingkat pusat mungkin mendatangkan Kiai/Ustadz kondang (Nasional), tapi di daerah- daerah yang warganya sedikit cukuplah dengan mengundang ustadz/kiai kelas daerah karena ya memang Idul Fitri ada hubungannya dengan pemuka agama itu. Yang menjadi gagasan penulis adalah “KALAU SH-TERATE DALAM PENDALAMANNYA JUGA MENYANGKUT KEROKHANIAN/ KEJIWAAN TENTU ADA HUBUNGAN ANTARA IDUL FITRI DENGAN SH TERATE SECARA KHUSUS/KHAS, BUKAN IKUT-IKUTAN FAHAM LAIN”. BetulkaH?. Berangkat dari ini penulis coba ungkapkan keterkaitan “Ngelmu” SH-Terate dengan Idul Fitri. Silakan memberi komentar, lha ini kan gagasan, terbuka, bukan disampaikan secara “ Klenak-klenik......klenik” mumpung bulan Ramadhan.
Penulis coba mengawali dengan membaca mukadimah SH-Terate, karena disitulah terdapat dasar yang fundamental hakekat visi, misi, dan aksi organisasi. Secara rinci sebagai berikut:
1. Ada kalimat “ Manusia akan kembali ke Causa Prima” . Secara bahasa Indonesia manusia akan kembali ke asal mula kejadiannya. Kata lain bahasa Arab “ Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun”. Jika manusia sudah kembali ke asalnya, dapat ditarik pengertian kembali ke Kesucian seperti Bayi. Jika Tuhan Maha Suci maka kitapun jadi Suci karena sudah kembali. Kok bisa ya?.
2. Kesucian. Istilah ini dikaitkan dengan hati yang bersih dari yang kotor/jelek, dan di SH-Terate jelas ada kalimat yang menyatakan “.....mengajak warganya untuk membuka tabir/tirai selubung hati nurani dimana Sang Mutiara Hidup bertahta”. Persoalannya, apa yang dimaksud tabir itu?. Gagasan penulis adalah wujudnya nafsu yang bisa lewat otak, mata, hidung, mulut, telinga dan perasaan. Coba apakah kita bisa kembali ke kesucian jika otak kita berpikiran yang jelek-jelek hanya menguntungkan diri, mata inginnya melihat yang membangkitkan nafsu seks dan hanya senang-senang, hidung inginnya mencium bau yang harum saja padahal bisa memabukkan, mulut inginnya makan yang enak dan banyak jika perlu apapun di “makan” sampai besi,beton dll., telinga inginnya mendengar suara merdu, tak bisa menerima kritik dan hanya marah melulu. Kita berpuasa di bulan Ramadhan ini adalah menahan segala nafsu untuk menjadi manusia taqwa. Taqwa berarti dekat dengan Allah/Tuhan karena menjalani perintahnya dan menjauhi larangannya. Jadi secara sadar (tidak sadar?) kita berpuasa berarti kita juga menjalani latihan SH-Terate untuk membuka tabir/selubung hati nurani. Kalau begitu ndak belajar pencak silat asal kita berpuasa dengan benar kita bisa menjadi SH? Lho..?
3. Pencak silat. “...pencak silat sebagai pendidikan ketubuhan saja, melainkan lebih menyelami kedalam lambang pendidikan kejiwaan untuk memiliki sejauh-jauh kepuasan hidup abadi...”. Gagasan penulis hubungan pencak-silat dengan pendidikan kejiwaan adalah pada pengalaman yang bisa kita petik dari Latihan. Apa yang ada? Secara sadar (atau tak sadar?) kita di latih untuk berfikir, bersikap, merasakan, dan bergerak sesuai pedoman yang semuanya untuk menghindari (kalau bisa), menghalangi (kalau terpaksa), dan menyerang (kalau terpaksa) dengan aturan tertentu dari “MUSUH” yang menyakiti kita. Dari “Sambung” kita petik pengalaman “ Kita pernah dibuat sakit dan atau membuat sakit sesama “ sehingga tahu rasanya sakit maka seharusnyalah kita tidak perlu membuat sakit orang lain apalagi sampai merusak sesama makhluk. Kita juga pernah “Merasakan penerapan jurus yang salah” akibatnya selain dikenai sangsi/hukuman pelatih, berakibat pula tidak bisa mencari solusi ketika ada serangan. Kitapun pernah diajari tata nafas pencaksilat untuk penyelarasan gerak (pengendalian?). Maka tepatlah “..Oleh karena itu pencak silat hanyalah suatu syarat untuk mempertebal kepercayaan kepada diri sendiri dan mengenal diri pribadi..” dan “...SETIA HATI sadar dan yakin bahwa sebab utama dari segala rintangan dan malapetaka serta lawan dari kebenaran hidup yang sesungguhnya bukanlah insan, mahkluk atau kekuatan yang diluar dirinya..”. Persoalannya siapakah musuh yang “sangat berbahaya” dan ada di dalam dirinya itu? Menurut penulis tidak lain adalah hawa nafsu yang juga sebagai bagian hidup kita bahkan secara tidak sadar (sadar?) adalah juga sedulur/saudara kita. Gunanya latihan pencak silat tidak lain belajar mengendalikan diri nafsu kita dengan pemakaian juru-jurus. Setelah nafsu terkendali maka kita (jiwa kita, hati kita) dekat dengan Tuhan dengan kata lain akan Setia kepada Hati, lalu bagaimana selanjutnya?
4. Kalau sudah setia hati maka sudah sewajarnyalah kita harus menyediakan diri untuk mengaku saudara (Persaudaraan) kepada sesama makhluk (terlebih yang sudah warga), dan sadar bahwa kita harus bertindak menjadi teladan “memayu hayuning bawono”, “membuat kebaikan sesama makhluk” dimana saja, dan kapan saja (Bunga Terate). Jika kita bertindak bersama-sama (Organisasi) maka akan bahagialah kita karena memiliki kepuasan hidup yang abadi dan banyak teman/saudara.
Benang merah yang dapat ditarik gagasan ini, bahwa dalam bulan puasa/Romadhlon ini sangatlah menyenangkan bagi warga SH-Terate untuk berlatih, berlatih , sekali lagi berlatih puasa (mengendalikan diri) sehingga mencapai kesucian, mencapai Setia Hati, mencapai Fitri baik dengan latihan jurus-jurus maupun bersama-sama saudara muslim yang lain. Ada nilai lebih bagi warga SH Terate yang muslim. Kata lainnya dapat disimpulkan “Idul Fitri”nya orang SH Terate itu ya ketika menjalani puasa. Lho..?

----------------------------------------------------------------------------------------20September2008
BACA SELENGKAPNYA - IDUL FITRI VERSI SH TERATE

Read more...

Jumat, 12 September 2008

PERSAUDARAAN SH-TERATE YANG KUKENAL

PERSAUDARAAN SH-TERATE YANG KUKENAL
D. Sumarjono, Pembina UKM-Undip 2008.
Suatu sore Januari 2008, datanglah dua orang mahasiswa ke rumahku. Mereka mengaku warga PSHT dari UNDIP dan meminta saya untuk menjadi Pembina UKM PSHT-Undip. Seperti tersadar bahwa saya sudah lama tidak berkumpul dengan sedulur-sedulur SH-Terate untuk berbincang-bincang dalam wadah organisasi. Saya mengundurkan diri secara lisan dalam rapat di tempat sdl Rochadi untuk tidak aktif dalam organisasi sejak 1993 karena ada tugas lain. Ketika itu UKM PSHT undip baru gencar-gencarnya di kembangkan. Melihat SH-Terate yang berkembang pesat dewasa ini, apakah saya mampu menjadi Pembinanya ?
Kenangan lama muncul kembali. Sejak disahkan Earste trap (Tk 1.)di balai desa Oro-oro Ombo Madiun th 1973, saya masih melanjutkan sekolah di SPMA Jogjakarta, terus ke fapet UGM sampai th 1981. Sempat menjadi Sekretaris Cabang SH-Terate Jogjakarta dan menjadi ketua panitia pengesahan pertama cabang Jogjakarta di tempat bpk Salyo Harso Utomo. Th 1982 kerja jadi dosen fapet Undip sampai sekarang bersama dengan Doktor Ir.Sudjatmogo, MS. Bersama C.Dayat (Mas Dayat), Rochadi, Djadmogo, Mas Danang dan R. Simorangkir (Mas Richad) ikut mengembangkan SH-Terate Cabang Semarang. Jabatan terakhir di organisasi adalah Sekretaris Dewan Cabang P SH-Terate Semarang bersama dengan Danang Soewito, SH sebagai ketuanya berdasarkan rapat dibalai Desa Krapyak yang dihadiri Mas Tarmaji dan Mas Murjoko.
Walaupun tidak aktif di organisasi, saya masih tetap mendengarkan, melihat, membaca berita perkembangan SH Terate. Kenyataan bahwa SH- Terate berkembang sangat pesat telah lama menjadi cita-cita, mengingat materi ajaran nya baik, metodanya mudah dan biayanya murah. Hanya banyaknya berita miring yang dilansir media antara lain “Keroyokan”, “Dukung-mendukung tokoh politik”, “Pemecatan sesama saudara” dan ”Pertengkaran karena Klaim kebenaran ilmu” menunjukkan ada suatu yang berubah dari SH-Terate yang saya kenal. Apakah betul ? Silakan simak pengalaman saya tentang Persaudaraan, Setia Hati, Bunga Terate, Pencak Silat dan Organisasi dalam P SH-terate. Komentarnya saya tunggu. Salam persaudaraan.

Persaudaraan Dalam SH Terate
I. Pitutur /wewarah Sedulur Tuwa,
1). “…...dengan saudara disahkan menjadi warga Persaudaraan SH Terate, maka saudara telah menjadi saudara saya seperti saudara kandung…(Mas Dokter Karno pada Sambutan Pengesahan Warga Di Oro-oro Ombo madiun, 1974).
2). “...arti dari persaudaraan yang kekal dan abadi adalah apabila sudah menjadi warga, maka tetap menjadi saudara walaupun sudah tidak bisa pencak-silat lagi..” (Mas Kacik/Ciptardjo, Ngawi).
3).”…arep ngesahke dadi sedulur wae kok dadi angel ki sing arep kok goleki apa ta? (Bu Salyo pada pengesahan pertama Jogjakarta, 1975).
4). “…saya tidak ada masalah dengan saudara Ngemron, saudara ngemron menjadi warga saya tidak menyuruh, dan apabila ingin keluar juga bukan urusan saya..” Mas Tarmaji (Ka Pus) di Pertemuan Sh Terate Cup TMII th1985, Jakarta).
5).”…sekali disahkan menjadi warga SH terate, maka saudara tetap dianggap sebagai saudara tidak hanya di Magelang saja, tetapi di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri (Nurhadi Abas, Ka Cab Magelang, pada pengesahan Warga 2003).
6).”…Saya di sini atas undangan lisan pengurus. Ketika bertugas menjadi direktur Akademi Perdagangan saya memang membina Beladiri Tenaga Dalam” Ganesha” yang tidak ada sangkut-paut dengan organisasi SH Terate, bahkan saya sadar harus mengundurkan diri dari Dewan Penasihat SH Terate cabang Semarang agar tidak rancu dalam melaksanakan tugas. Saya rela tidak aktif dalam organisasi, bahkan tidak dianggap lagi sebagai saudara, tetapi saya TETAP memandang semua warga SH Terate menjadi sedulur yang kekal dan abadi yang mesti saya bantu jika memang dibutuhkan. Saya tidak mempermasalahkan pandangan para warga SH Terate mau menganggap saya sebagia sedulur atau tidak, saya pulangkan kepada saudara-saudara semua….”( D. Sumarjono, mengklarifikasi keberatan Mas Tunggul atas kehadiran dalam rapat Cab.Semarang, 2002).
Gambaran tersebut tetap diingat oleh penulis bahwa sedari dulu organisasi Persaudaran SH Terate ( yang Notabene belajar pencak silat), mengutamakan Persaudaraan. Inilah yang membedakan dengan Perguruan Pencak Silat/beladiri yang lain dan yang menjadi perangsang pertama kali bagi penulis untuk ikut belajar pencak silat SH Terate th 1970 di Ngawi.
II. Pengalaman Persaudaraan
Pengalaman Latihan di Ngawi, pelatihnya: mas Pranowo, mas Han, Mas Kacik, mas Susetyo, mas Palal. Tingkat hijau akan ke putih dilatih oleh mas Han di rumah jl Mayang. Sesama siswa tingkat hijau ke putih (1971/1972): Muchlis, Sasongko, Sriyanto, Kasiyanto, Sawal, Yonthil (penulis), Sribahagia, Tejo. Semua disahkan th 1972 kecuali Yonthil karena pindah sekolah di SPMA Yogyakarta. Di Yogyakarta dilatih oleh Mas Susetyo (yang ternyata kursus di Yogya), kemudian dikenalkan dengan warga cabang Yogya. Pelatihnya; Mas Ngemron(Imron), mas Peni, mas Larjo, Mas Warijo dan diketahui warga asal Madiun: Mas Wijono, mas Bambang Kartono, mas Parno. Disahkan tahun 1973 di Oro-oro ombo Madiun, di antar oleh mas Imron dan di kecer oleh Mas Setyawan. Warga baru yang disahkan waktu itu kurang dari 100 orang ( 92 orang) dari seluruh Indonesia. Dari Yogya ada 6 orang : Yonthil (penulis), mas Cipto, Ning (putri), Trismi(putri), Kus(putri), Tri(putri) dan yang hanya 1(satu) orang dari Blora yaitu mas Sukiyanto (sekarang guru lukis SM Katholik Yos Sudarso). Setelah disahkan, ikut mengembangkan SH Terate di Yogya sampai tahun 1982, kemudian pindah ke Semarang. Pernah ikut kejuaran (semuanya tanpa mendapat Nomer) di DIY tahun 1973 (tanpa bodi protektor) , seleksi PON DIY th 1976, Seleksi Jurnas DIY th 1978. Melatih Atlet SH Terate di setiap kejuaraan DIY, dan Semarang.
Dalam pergaulan-bersaudara banyak pelajaran yang dapat diambil hikmah nya ( tentunya untuk menjalani kehidupan yang luas). Ternyata ada saudara yang suka marah melulu, ada yang tenang, ada yang suka berfikir logis/pinter, ada yang ndak pinter, ada yang ngak mau susah/maunya senang, ada yang ingin menguasai dan lain sebagainya. Keretakan/tidak harmonisnya persaudaraan antara lain karena:
1). Saudara yang satu merasa lebih tinggi (Kedudukan, Kepandaian, Kekayaan, Ilmunya) minta untuk dihormati, padahal tidak pernah menghormati saudara yang lain.
2). Penerjemahan aturan organisasi yang tidak dilandasi dengan hakekat persaudaraan sehingga menimbulkan setia hati malahan “sakit hati”.
3). Kurang wawasan Umum (IPOLEKSOSBUD) sehingga bertindak tanpa sadar, bukan atas kesadaran diri-pribadi.
Tiga hal itu haruslah disadari dalam bersaudara, yang penting adalah bagaimana sesama saudara saling mau/bersedia untuk SALING menghamat-hamati dan mengingatkan dalam koridor TETAP RUKUN agar menjadi teladan dalam mengingatkan kebaikan “Memayu Hayuning Bawono”. Pengalaman penulis hakekat persaudaraan itu adalah “Satu dalam Bermacam-macam, Sama dalam perbedaan, Rerukunan, Gotong-royong, Ora menang-menangan, Ora dhuwur-dhuwuran Ngelmu, Ono rembug yo dirembug. Semua saudara ikut terlibat bersama-sama melakukan kebaikan bagi sesama makhluk. Bhinneka Tunggal Ika.
III. Penutup
Apakah 3(tiga) hal itu masih ada? Dulu penulis sering ber anjangsana ke saudara tua, sesepuh, dan berdiskusi dengan orang tua lain untuk mengatasi 3(tiga) masalah itu. Ternyata Saudara itu bukan hanya Saudara sekandung, sedulur tunggal kecer , SH Terate saja ; tetapi sesama makhluk hidup itu juga saudara.

Setia Hati dalam SH-Terate
I. Pitutur /wewarah Sedulur Tuwa,
1). “…manusia dapat dimatikan, manusia dapat dihancurkan, tetapi manusia tidak bisa dikalahkan selama manusia masih setia kepada hatinya…” (Mas Imam. Ketua WanPus) dalam pengesahan SH-TerateYogya, pengok Kidul1977).
2).”…manusia Setia Hati adalah manusia yang dirinya Setia kepada Hati sanubarinya…”( Pak Hasan, Slametan Pengesahan SH-Terate Yogya,Pengok Kidul 1977).
3).”…Dik Djoko, pokoke awake dhewe iki ora biso apa-apa, lan ora arep apa-apa..” (Mas Imron, Anjangsana di Kostnya Yogya, 1973).
4).”…Dik yen kowe pengin ngerti apa sing kok tindakake iku bener, kowe yen bengi menenga ijen, timbangen sakabehe lan sawise iku putusno, ya iku sing kudu kok lakoni..” (Mas Kun 1974. Sekarang di Jaten Solo).
5)”…Ilmu SH itu, adalah ilmu ndelok gitoke dhewe..” (Mas Tunggul, Di tempat latihan Semarang College 1983).
6).”…teruslah belajar SH, karena ilmu SH itu ilmu kedung Jero…”(Sambutan mas Tarmaji yang dibacakan Mas Dayat pada pengesahan 2003 di Semarang).
II. Pengalaman Pemahaman Setia Hati.
Pada tahun 1979, penulis mendapat tugas membuat paper dalam mata kuliah agama Islam dan terlintas pikiran bahwa SH Terate dapat dibuat sebagai bahasan paper.( penulis baru senang-senangnya mendalami ke SH an). Penulisan dan diskusi bersama Mas Farouk (Alm) karena pinjam Al Qur’an dan terjemahannya (malumlah bukan orang pondok pesantren) di rumahnya.Pertanyaan yang akan dijawab apakah SH dalam SH Terate itu benar menurut agama Islam?(paling tidak ada teks Al Qur’an yang membenarkan).
Dalam penulisan hal pokok sebagai acuan/pedoman adalah Mukadimah AD/ART SH Terate. Hal ini karena isi/jiwa/roh didirikan suatu lembaga apapun pasti mempunyai dasar, dan biasanya dijelaskan di pembukaan/mukadimah. Paper membahas tentang : Kembali Ke kausa Prima, Peranan hati dan selubungnya, Tujuan belajar pencak silat, dan ajakan organisasi. Judul paper adalah “Setia Hati Terate Sebagai Jembatan Penghubung Mengenal Tuhan YME”. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa Persaudaraan SH Terate ajarannya adalah benar, papernya dapat nilai B.
Banyak suka-duka dalam belajar menjadi SH (dalam arti umum). Pada tahun 1992, penulis diajak Kakak ipar untuk masuk hutan Purwo, Semenanjung Blambangan-Banyuwangi. Hal ini karena penulis sakit-sakitan sejak tahun 1979 belum ketemu dokter ,dukun, Kyai , apalagi warga SH Terate yang cocok. Di Hutan Purwo penulis dikenalkan seorang tua (bukan warga SH Terate) yang pada akhirnya penulis akui sebagai orang yang mampu dalam waktu singkat membuat penulis tahu, mengerti, menghayati dan melaksanakan hakekat Setia Hati seperti yang dituliskan di Mukadimah AD/ART PSH-Terate. Indikator utama yang nyata adalah penulis sembuh dari sakit, lebih jernih melihat segala tingkah- polah, dan lebih bahagia dalam mengarungi kehidupan.
III. Penutup
1). Pada jaman dulu penulis tidak pernah menjumpai ajaran Setia Hati yang
tertulis , adanya hanya pitutur/wewarah. Apakah sekarang ada?
2). Tanpa belajar pencak silat SH-Terate, setiap orang dapat pula memahami
“setia hati” . Apakah betul?
3). Pemahaman Setia Hati akan mengarahkan segala tabiat BUDI LUHUR. dan
organisasi perlu membina warga secara terprogram. Apa Betul?

Bunga Terate dalam SH-Terate
I. Pitutur /wewarah Sedulur Tuwa,
1). “… Bunga Terte dapat hidup di air, di tanah, dan bahkan di udara, berarti warga SH Terate harus dapat “Ajur-Ajer” hidup dimana saja…”( Mas Imam, Pengesahan Madiun 1974).
2). “…Bunga Terate ada yang kuncup, setengah mekar, dan mekar berarti warga SH TErate berkembang dari tingkat ke tingkat…” ( Mas Murhandoko, Ngawi 1971).
II. Pengalaman Pemahaman “Bunga Terate”.
Manusia, secara umum suka mengekspresikan apa yang menjadi makna/isi sesuatu hal ke dalam bentuk “lambing-lambang” agar mudah dikenal dan dioperasionalkan. Pendapat ahli dari UGM. “Bunga” sangat disukai oleh masyarakat Nusantara dan banyak dipakai sebagi lambang. Bunga dipakai untuk mengekpresikan keindahan, keharuman, dan makna simbolik. Misalnya bunga Kanthil: makna nama=perekat/selalu ikut, makna bentuk menguncup=menuju ke tuhan, makna warna kuning=kesenangan,keagungan, warna putih=kesucian, bau harum=kebaikan.
Bunga Mawar: makna nama=membuat “tawar”/seimbang, makna bentuk bulat= teguh/bersatu, makna warna merah-jingga-putih-biru= semangat-cinta-suci-dalam. Bunga Kenanga: makna nama = agar terkesan, bentuk bulat memancar= memancarkan sesuatu ke semua penjuru, makna warna hijau= ungkapan perasaan, warna kuning= kewibawaan/kesenengan.
Bunga Terate ada dua klasifikasi yaitu Terate Kecil (Lotus Sp), dan Terate Besar (Nellombium Nellombo). Contoh Terate kecil dapat dilihat di Kolam UNDIP Pleburan pada Waktu Musim Hujan saja (Di Musim Kemarau Tak Nampak) atau yang umum dipelihara di kolam masyarakat. Terate Besar, tidak umum dipelihara masyarakat, tapi ada di salah satu kolam kebun raya Bogor. Perbedaannya : Terate besar ukurannya lebih besar, daunnya bundar tepinya runcing seperti hiasan daun pisang di tepi tampah-sesaji (Tampah tumpeng).
Bunga Terate/teratai merupakan bunga lambang kehidupan ke Budhaan. Bentuknya indah, megah, di kolam/tempat yang “kotor” pun dapat hidup dan nampak semakin indah dan megah, hidupnya mengambang di air tetapi tidak hanyut ( bisa mengendalikan diri). Kemungkinan nama lain bunga Terate adalah bunga “Wijaya Kesuma” milik hyang Wisnu yang menitis kepada sang Budha.
Kiranya makna bunga TERATE dalam SH-Terate dapat juga :.. Warga SH Terate dapat hidup di lingkungkan manapun dengan tetap mampu mengendalikan diri, memancarkan keindahan dan kemegahan serta membuat lingkungan hidupnya nampak indah.
III. Penutup
1). Bunga Terate sebagai Lambang perwujudan tujuan.
2). Apakah perilaku warga SH Terate masih demikian?

Pencak- silat dalam SH Terate.
I. Pitutur /wewarah Sedulur Tuwa,
1)”….Pencak adalah gerakan tubuh dengan jurus-jurus, sedangkan Silat adalah gerakan batin dalam pencak yang cepat dan mematikan. Dengan Pencak-silat seseorang mampu mematikan lawan dalam hitungan 3 detik…” (N.Abas, anjangsana di Magelang 2003, klarifikasi SH terate Kala-Cokro).
2).” …Pencak-Silat adalah tali persaudaraan dan penjaga persaudaraan. Pencak silat adalah beladiri asli budaya di lambangkan dengan senjata tradisi pencaksilat bukan pistol, bedil dan semacammya. (Mas murhandoko, Ngawi 1971).
3).” Pencak silat salah satu ajaran SH dalam tingkat pertama berintikan seni, olahraga untuk pembelaan diri……..Pencak silat hanyalah sautu syarat untuk mempertebal kepercayaan disri sendiri dan mengenal diri pribadi. ( Mukadimah AD/ART PSH Terate.).
II. Pengalaman Pencak Silat
Pencak silat adalah nama umum beladiri yang khas bangsa Melayu. Intinya berupa ajaran gerak tubuh/pisik dan gerak batin/supranatural. Pencak silat dengan gerakan yang indah dapat untuk sarana kesenian,olah raga, mempertahankan diri dan dapat mematikan lawan. Seorang pendekar (Jaman Dahulu) tampak berwibawa, punya keberanian lebih bertempur seorang diri menghadapi lawan yang banyak, punya ilim supranatural/Kadigdayan misalnya : lembu sekilan, Sepi angin, Brajamusti, Rawa rontek, Idu Geni, Senggoro Macan.
Kehebatan Pencak Silat SH Terate diceritakan Mas Imam(Alm.Dewan Pusat) ketika menghadapai Kiai Sewulan (SHTT) yang intinya Kiai sewulan tak dapat bergerak walaupun sudah siap/”pasangan” saat mas Imam menyerangnya dengan didahului satu perkataan.Hal itu diulangi sampai pasangan dan serangan tiga kali, dan akhirnya kiai Sewulan mengaku kalah. Dengan ilmu SH bapak Hasan (alm.Sesepuh SH Terate Solo,1973) pernah menjadi juara pencak silat se Jawa ketika mudanya dan ini diakui pula oleh mas Iman ketika pengesahan 1973 di oro-oro ombo Madiun).
Pengalaman penulis belajar pencak silat di SH Terate sebatas pisik. Kehebatan (kalau dianggap ada) hanya berdasar teknik “Coba-salah-Perbaiki”. Dimulai dari latihan kerasnya berbagai tendangan ,pukulan dan ketahanan pisik. Semua tendangan pernah membuat”Lawan” sambung semaput. Ternyata kerasnya tendangan kalah dengan penggunaan langkah jurus yang benar… lalu?........ penggunaan jurus yang benar kalah dengan kecepatan……lalu? ….ternyata kecepatan gerak masih kalah dengan serangan tak terduga…. Sampai disini penulis mendalami gerakan pencak silat dan berkesimpulan bahwa gerakan yang hebat adalah Cepat, Kuat dan Tak terduga. Yang masih menjadi persoalan waktu itu adalah bagaiman mengantisipasi gerakan tak terduga? Di SH Terate penulis tidak memperoleh pengalaman memuaskan walupun sudah Tanya pada Warga Tingkat II. Tetapi dugaan penulis mungkin perlu belajar soal batin itu.
Secara batin dengan kawruh “sedulur papat limo pancer” memang penulis telah menemukan jawabnya. Walaupun bukan dari SH Terate, tetapi dapat menjelaskan maksud/kaitan diajarkannya PencakSilat oleh SH Terate dalam rangka Budi Luhur.
III. Penutup
1). Pencak Silat dalam SH Terate bukan tujuan utama
2). Diperlukan panduan khusus hubungan Pencak Silat-Kerochanian.
Betulkah semua itu?

Organisasi Dalam SH-Terate
I. Pitutur /wewarah Sedulur Tuwa,
“…dalam berorganisasi, jangan ada saudara yang terlalu “kemajon”, dan jangan ada saudara yang terlau “ketinggalan”…(Mas Imam, WanPus, Mubes ke II).
“…organisasi dalam Persaudaraan SH Terate, maksudnya jika ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan secara organisasi, maka diselesaikan secara persaudaraan..” (mas Murhandoko, Ngawi, 1971).
II. Pengalaman Pemahaman Organisasi
Asal kata Organisasi dari kata organ=alat yang punya fungsi dan bersama dengan alat lain menjalankan suatu tugas secara harmonis. Diibaratkan manusia, maka alat berupa kepala, kaki,tangan, jantung,hati, mata hidung,dll. Secara individu, dimulai dari cita-cita(Visi), kemudian dijabarkan dalam tugas(Misi), dan selanjutnya melakukan aktifitas/kegiatan(Aksi) tertentu. Visi berasal dari cita-cita/angan-angan/gagasan yang ada di kepala misalnya ingin menjadi Pendekar yang handal. Misinya adalah menguasai pencak-silat lahir batin, dan Aksinya adalah berlatih secara benar, luas dan mendalam. Secara kelompok, maka Visi, Misi dan Aksi harus ditetapkan/diatur dari-oleh-untuk kelompok itu sendiri dan biasanya tertulis dan terangkum dalam pembukaan/mukadimah dasar aturan berorganisasi. Secara umum, maka dalam organisasi harus ada ketua (=Kepala), Skretaris (=tangan kanan), Bendahara (=tangan kiri), Seksi-seksi (=kaki), Anggota (=bagian tubuh yang lain) dan yang terpenting adalah semua bergerak secara harmonis. Tidak harmonis maka akan menimbulkan sakit. Oleh karena itu penting dibuat aturan tertulis agar ada pemahaman dan dasar yang sama untuk bertindak dan sebagai syarat hokum Negara.
Ketika menjadi ketua bidang organisasi di Semarang, pernah penulis mengingatkan saudara yang memanfaatkan “kepandaiannya” untuk melatih secara mandiri tanpa sepengetahuan cabang tetapi jika pengesahan warga meminta disahkan lewat cabang. Juga pernah mengingatkan latihan setingkat ranting, tetapi tak ada pemberitahuan ke cabang , walupun telah penulis ingatkan bahwa cabang akan mengabulkan/tidak mempersulit latihan dan pengesahannya. Sekarang ini yang pernah penulis dengar ada SH-Terate “Wesi Kuning”, SH-Terate “Branjang Kawat”, SH-Terate “Kala Cakra”, SH-Terate “Jurus Lama”, SH-Terate “Wesi Aji”, Semua Embel-embel walaupun berkilah padepokan(=sasana=tempat berlatih) akan mengurangi arti keharmonisan organisasi dan penulis bayangkan akan ada banyak SH-Terate dengan bermacam-macam embel-embel jika dibiarkan. Mungkin pitutur sedulur tuwa dan pengalaman organisasi tidak lagi menjadi guru yang baik atau sudah beda paradigmanya?(=pikiran dasar).
III. Penutup
1). Berorganisasi perlu kesepahaman agar harmonis
2). Secara organisasi SH-Terate milik semua warga SH-Terate tanpa
membedakan tingkatan maupun usia.
Betulkah semua itu ?
-----------------------------------------------------selesai 9 Sept.2008
BACA SELENGKAPNYA - PERSAUDARAAN SH-TERATE YANG KUKENAL

Read more...

Kamis, 04 September 2008

TERIMA KASIH


Alhamdulillah Kejuaraan Krida Nasional PSHT Undip 2008 telah selesai diselenggarakan..
Juara umum diraih oleh peserta dari UNS Surakarta, juara 2 dari UNM Malang dan juara 3 dari Unesa Surabaya. Dari Undip sendiri hanya mendapatkan 1 ( satu ) perunggu karena hanya berpartisipasi di satu kelas Laga putra dan satu kelas di seni ganda putra. Hali ini memicu kami untuk dapat membangkitkan kembali kejayaan UKM PSHT Undip dalam bidang ke-atlet-an seperti dulu.
Kami berterimakasih kepada para peserta yang telah bersedia meramaikan even kejuaraan kami, para undangan, para warga dan seluruh komisariat dan ranting yang ada di Kota Semarang yang telah membantu kami dalam penyelenggaraan kegiatan
Mohon maaf kami sampaikan apabila masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan pertandingan kemarian,. Tentunya saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan dan kemajuan UKM PSHT Undip ke depan.
Sekali lagi kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyelenggaraan kegiatan dan tak lupa salam hangat dari kami kepada seluruh peserta Kejurnas krida nasional undip 2008 kemarin.
Mari kita jalin silaturahmi dan juga saling mempererat persaudaraan antar Komisariat PSHT.
Jayalah PSHT Selama-lamanya.
BACA SELENGKAPNYA - TERIMA KASIH

Read more...

  © ryanwidhi teratediponegoro by shterateundip.co.cc 2008

Wangsul Maleh Dateng Inggil